Sanggar Layu Pintaruan Raih Peringkat Terbaik Pada Ajang Festival Budaya Nansarunai Jajaka

Tamiang Layang (METROKALTENG.ID) – Lomba tari daerah pada Festival Budaya Nansarunai Jajaka (FBNJ) Tahun 2025 yang digelar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur berhasil diraih oleh Sanggar Layu Pintaruan dengan peringkat terbaik, pada Kamis (28/08/25) malam.
Ajang yang mempertemukan empat sanggar tari ini berlangsung meriah dan penuh persaingan. Sanggar yang tampil yakni Erai Pakat, Layu Pintaruan, Komandan, dan Leut Nansarunai. Selain peserta lomba, acara turut dimeriahkan dengan penampilan Sanggar Karau Janang dan Sanggar Betang Mandala Wisata sebagai bintang tamu.
Sanggar Erai Pakat membuka kompetisi dengan tarian “Ngebur Ngebas Ngapek Nguwew” yang mengangkat ritual sakral belian bawo suku Dayak Lawangan. Disusul Sanggar Layu Pintaruan yang menampilkan “Piduduan Jarau Mato”, menggambarkan prosesi penyucian calon wadian melalui ritual badudus.
Sementara itu, Sanggar Komandan menampilkan tarian “Pujat Wadian” yang menghadirkan hubungan spiritual antara wadian dan roh sahabatnya, diiringi musik tradisional yang menghentak. Penampilan ditutup Sanggar Leut Nansarunai dengan “Sampan Mayang”, tarian pengobatan untuk mengusir penyakit akibat gangguan roh.
Dewan juri akhirnya menetapkan Sanggar Layu Pintaruan sebagai penyaji tari terbaik I. Sanggar Komandan menyusul sebagai terbaik II, sementara Sanggar Erai Pakat meraih terbaik III. Pada kategori khusus, Sanggar Layu Pintaruan juga menyabet penata tari terbaik serta penata rias dan kostum terbaik. Adapun penata musik terbaik diraih Sanggar Komandan.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Barito Timur, Bertha, menegaskan lomba ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan, melainkan wadah pelestarian budaya.
“Melalui lomba ini, tarian tradisional kita dijaga agar tidak hilang ditelan zaman. Generasi muda diberi ruang berkreasi lewat gerakan, musik dan kostum tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga mendidik peserta untuk disiplin, bekerja sama, serta menanamkan nilai luhur seperti gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam.
“Lebih dari itu, lomba tari daerah menjadi ajang silaturahmi antar komunitas seni sekaligus memperkuat identitas bangsa. Bagi masyarakat, ini juga hiburan yang memperkenalkan kekayaan budaya kepada generasi muda dan wisatawan,” pungkas Bertha. (B)




Tinggalkan Balasan