Dinas Pendidikan Gelar FTBI Tingkat SD DAN SMP Se – Barito Timur

Tamiang Layang (METROKALTENG.ID) — Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD dan SMP se-Kabupaten Barito Timur di Komplek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tamiang Layang, pada Kamis (23/10/25).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah untuk melestarikan bahasa dan sastra daerah, khususnya bahasa-bahasa lokal yang hidup di tengah masyarakat Barito Timur.
Kepala Dinas Pendidikan Barito Timur H. Bunyamin, melalui Kepala Bidang SMP Lia Damayanti, menyampaikan bahwa FTBI bertujuan untuk menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan generasi muda terhadap bahasa ibu mereka.
Kabid SMP Dinas Pendidikan Barito Timur, Lia Damayanti, “Festival ini untuk melestarikan budaya maupun sastra dengan bahasa yang ada di Kabupaten Barito Timur. Untuk tahun 2025 ini, ada dua bahasa yang sudah direvitalisasi, yaitu Bahasa Dayak Ma’anyan pada tahun 2024 dan Bahasa Dayak Bakumpai pada tahun 2025,” jelas Lia.
Dia menambahkan, karena kedua bahasa tersebut telah direvitalisasi, maka tahun ini kedua bahasa itu dilombakan dalam berbagai cabang kegiatan.
Enam Jenis Lomba FTBI
Terdapat enam jenis lomba yang digelar dalam FTBI Barito Timur tahun 2025, yakni:
Tumet Leut.
Komedi Tunggal berbahasa Dayak Ma’anyan dan Dayak Bakumpai.
Menulis Cerpen berbahasa Dayak Ma’anyan dan Dayak Bakumpai.
Cipta Puisi berbahasa Dayak Ma’anyan dan Dayak Bakumpai.
Pidato berbahasa Dayak Ma’anyan dan Dayak Bakumpai.
Mendongeng berbahasa Dayak Ma’anyan dan Dayak Bakumpai.
Dari enam jenis lomba tersebut, terbagi menjadi 22 kategori. Untuk bahasa Dayak Ma’anyan, terdapat enam cabang lomba yang dilombakan pada jenjang SD dan SMP, sehingga totalnya menjadi 12 kategori.
Sedangkan untuk bahasa Dayak Bakumpai, ada lima cabang lomba yang diikuti dua jenjang pendidikan, menghasilkan 10 kategori.
“Juara pertama dari masing-masing kategori nantinya akan mewakili Kabupaten Barito Timur ke tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Estimasi pelaksanaannya antara 2–5 November mendatang, sambil menunggu undangan resmi dari provinsi. Sedangkan untuk tingkat nasional, kemungkinan akan digelar pada tahun 2026,” ungkap Lia.
Lia berharap melalui kegiatan ini, bahasa daerah di Barito Timur dapat terus lestari dan dikenal luas.
“Kami sangat berharap anak-anak kita di jenjang SD dan SMP bisa menguasai bahasa ibu mereka. Karena sekarang sering terjadi, walaupun orang tua mereka penutur asli Dayak Ma’anyan atau Dayak Bakumpai, anak-anaknya di rumah lebih sering menggunakan bahasa Banjar atau Bahasa Indonesia,” pungkasnya. (B)




 
						 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
							
Tinggalkan Balasan